Danau Matano Memukau Delegasi USIM–UMI, Prof. Zakir Dorong Percepatan Pembangunan Bandara Luwu Timur

oleh -130 views

Lutim, warta.luwutimurkab.go.id- Kemilau Danau Matano di Sorowako, Kecamatan Nuha, kembali memukau rombongan Delegasi Universitas Sains Islam Malaysia (USIM)/Kolej Permata Insan (KPI) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang berkunjung ke Kabupaten Luwu Timur, Ahad (2/11/2025).

Usai menikmati udara segar melalui aktivitas jalan sehat bersama Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, rombongan disuguhkan pemandangan tak tertandingi dari danau tektonik purba tersebut. Menggunakan raft, rombongan diajak berkeliling danau Matano.

Danau Matano, yang memiliki kedalaman mencapai 590 meter, menjadi danau terdalam di Asia Tenggara dan terbentuk 2-4 juta tahun lalu. Airnya yang jernih, berasal dari ribuan mata air alami, menjadikan danau ini rumah bagi kekayaan keanekaragaman hayati, di mana 95 persen spesies faunanya merupakan endemik Sulawesi.

Tak hanya itu, kawasan Matano juga dikelilingi Taman Wisata Alam memikat seperti Pantai Ide, Pantai Kupu-Kupu, dan Laa Waa River Park, yang menyajikan pengalaman ekowisata tak terlupakan.

Namun, keindahan mendunia ini dinilai belum sepenuhnya terekspos. Hal tersebut diungkapkan Wakil Rektor II UMI Makassar, Prof. Dr. Ir. Zakir Sabara, HW., ST., MT., IPM., ASEAN Eng., APEC Eng., yang tampak kagum saat menikmati kejernihan air Danau Matano.

“Pak Bupati, Danau Matano sangat dalam, keindahannya luar biasa, airnya sangat jernih. Tapi semua itu tidak akan dilirik bahkan didatangi wisatawan jika Luwu Timur belum memiliki bandar udara,” tegas Prof. Zakir.

Ia kemudian kembali menekankan pentingnya percepatan pembangunan bandara di daerah berjuluk Bumi Batara Guru ini.

“Segeralah bangun bandar udara. Sangat indah sekali danau ini,” tambahnya penuh keyakinan.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur di bawah kepemimpinan Bupati Irwan Bachri Syam tengah mengusulkan pembangunan Bandar Udara Umum kepada pemerintah pusat.

Lokasinya direncanakan berada di Kecamatan Angkona, mencakup wilayah Desa Maliwowo hingga Desa Watangpanua, dengan total lahan sekitar 58 hektare yang akan dibebaskan.

Proyek ini diproyeksikan menjadi infrastruktur strategis yang membuka babak baru kemajuan Luwu Timur. Selain meningkatkan mobilitas dan konektivitas wilayah timur Sulawesi Selatan, kehadiran bandara diyakini mampu menopang sektor pariwisata, menarik arus investasi, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dengan potensi alam kelas dunia seperti Danau Matano, mimpi besar itu tampak hanya tinggal selangkah lagi. Dunia menunggu untuk melihat keajaiban Matano dari dekat, dan bandara menjadi gerbang pembuka masa depan pariwisata Luwu Timur. (rhj/ikp-humas/kominfo-sp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *