warta.luwutimurkab.go.id Dalam rangka mempercepat proses pencapaian Visi Misi Kabupaten Luwu Timur di sektor pertanian utamanya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan khususnya padi di Kabupaten Luwu Timur, maka Pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian menggelar musyawarah Tani yang dikemas dalam bentuk “Tudang Sipulung”, Rabu (19/06/2019).
Tudang Sipulung dalam rangka menghadapi musim tanam April – September 2019 ini, digelar di Desa Balirejo Kecamatan Angkona, yang dibuka langsung oleh Bupati Luwu Timur, HM. Thorig Husler, serta dihadiri oleh stakeholder lainnya terkait sektor pertanian, diantaranya Pengurus Gapoktan, Petugas Teknis/PPL,selain itu hadir juga Anggota TNI, para Camat dan Kepala Desa. Tudang Sipulung ini untuk membahas permasalahan pertanian secara umum.
Dalam Sambutannya, Bupati Luwu Timur, HM. Thorig Husler mengapresiasi atas terselenggaranya musyawarah tani “Tudang Sipulung” ini. Ia menilai bahwa, kegiatan musyawarah tani ini merupakan wadah silaturahmi dan konsultasi antara masyarakat petani dengan stakeholder terkait.
“Saya harap agar Tudang Sipulung ini dijadikan momentum yang sangat baik untuk melahirkan berbagai formulasi dan kesepakatan bersama dalam mendukung meningkatkan produktivitas tanaman pangan karena melalui kesempatan inilah kita saling bertukar pikiran, mendengarkan dan membahas hal terkait pertanian dalam arti luas,” tambah Husler.
Bupati Husler juga mengungkapkan rasa bangga atas berbagai capaian kinerja dan keberhasilan Pemerintah daerah pada sektor pertanian, keberhasilan program tersebut diantaranya tercapainya Target Penyediaan Alat Pertanian oleh Pemerintah, melampaunya jumlah cetak sawah dari target yang telah ditetapkan serta jumlah capaian lainnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Ir. H. Muharif dalam laporannya mengatakan, musyawarah Tani Tudang Sipulung yang ini bertujuan untuk menyatukan Persepsi dan Pemikiran terkait penerapan teknologi, jadwal tanam hingga untuk mencari solusi terkait berbagai persoalan yang dihadapi petani dilapangan.
“Kesempatan ini sangat baik digunakan untuk memahami keadaan dan masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di lapangan, serta untuk mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan masalah dan penyusunan rencana kegiatan,” kunci Muharif. (hms/ikp/kominfo)